Manusia secara fitrah telah diberi oleh Tuhan kemampuan untuk berfikir, bahkan dalam Islam ayat yang pertama kali turun yaitu Surat Al-Alaq berisi tentang "Iqro" yang berarti Bacalah. Bacalah memiliki arti sangat luas. Baca mengandung arti Bacalah dirimu, Bacalah dari apa engkau dijadikan. Bacalah kejadian demi kejadian, Bacalah masa lalu, dan apa-apa yang ditinggalkan, Bacalah masa kini, dan apa-apa yang ada disekitarmu, Bacalah masa yang akan datang dan apa-apa yang akan dan tentu terjadinya. Dari sini manusia mempunyai kemampuan untuk berfikir tentang dirinya pribadi maupun lingkungan sekitarnya.
Rasa Ingin tahu merupakan bagian dari sisi manusiawi seseorang yang memang sudah menjadi sifat dari perindividu manusia karena menjadi bagian dari kemampuan berfikir sesorang. Sejak balita seorang bayi mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap barang-barang disekitarnya, hampir semua barang yang diraih oleh seorang bayi ingin dimakan dan dimasukkan kedalam mulutnya, karena memang dengan cara itulah seorang bayi mengekspresikan keingintahuannya. Seiring bertambahnya usia masing-masing individu mempunyai karakter yang berbeda dalam mengekspresikan rasa keingintahuannya. Kadang rasa ingin tahu itu menjadi semangat untuk memotivasi orang untuk belajar, hal tersebut dilakukan oleh beberapa peneliti, kreator, ataupun seorang penemu. Namun kadang seseorang juga diliputi rasa ketakutan akan terjadinya resiko yang tidak diinginkannya, sehingga mengabaikan rasa keingintahuannya tersebut guna melindungi dirinya. Sehingga terkadang seseorang mempunyai rasa keragu-raguannya dalam melangkah karena ketakutan akan terjadinya kegagalan.
Terkait dengan kinerja seorang penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugasnya, rasa ingin tahu merupakan suatu nilai positif yang harus dikembangkan guna meningkatkan kinerja seorang penyuluh di lapangan. Seiring berkembangnya jaman Penyuluh harus terus berkembang karena perkembangan jaman merupakan pengaruh perkembangan kemampuan berfikir seseorang dalam hal ini menjadi perkembangan yang bersifat kolektif atau yang kita kenal sebagai "Budaya". Sebagai seorang penyuluh kita harus beradaptif dan responsif terhadap perubahan budaya yang ada dalam masyarakat, jangan sampai kita ketinggalan informasi dari petani yang kita bina. Petani dan penyuluh merupakan mitra yang saling bekerjasama dalam pertukaran informasi yang berkembang. Mengapa demikian karena sesuai perkembangan jaman seorang petani sekarang dituntut untuk dapat melepaskan diri dari rasa ketergantungan menjadi sifat yang mandiri yang mampu membawa perubahan ke arah yang positif seiring adanya era perdagangan bebas yang jikalau petani tidak siap maka akan kalah bersaing dan tergerus dengan produk-produk luar negeri yang marak beredar di dalam negeri. Dengan demikian rasa ingin tahu merupakan hal yang harus dipunyai oleh seorang Penyuluh dalam meningkatkan kemampuan supaya tidak bersifat statis terhadap perubahan lingkungan, demikian halnya dengan petani terutama dalam memasuki era perdagangan bebas.