Sabtu, 19 Maret 2011

Satu Hari Tanpa Nasi, Bisakah?


Presiden mengimabau kepada Kementrian Pertanian dalam 5 tahun kedepan Indonesia harus bisa surplus beras 10 juta ton. Terkait dengan 4 sukses pembangunan pertanian yaitu itu : 1. Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan 2. Peningkatan diversifikasi pangan 3. Peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor dan yang ke-4. Peningkatan kesejahteraan petani. Kementrian Pertanian tidak lelah untuk mencapai 4 sukses tersebut dengan berbagai cara salah satunya pencanangan program satu hari tanpa nasi, bisakah?

Makan Nasi bagi sebagian besar warga Indonesia sudah menjadi budaya sejak program swasembada beras era orde lama. Bahkan beberapa tempat seperti wilayah Indonesia Bagian Timur yang dulunya sagu merupakan makanan pokok telah beralih nasi sebagai makanan pokok. Bahkan di kalangan orang Jawa ada anggapan belum bisa dibilang makan apabila belum makan nasi, meskipun sudah makan makanan selain nasi seperti roti dsb.Hal ini mempersulit pengurangan angka konsumsi beras setiap tahunnya.Menurut Kementan konsumsi beras nasional saat ini mencapai 2,7 ton perbulan, hal ini tentunya akan terus meningkat seiring pertambahan penduduk dan kultur beras sebagai makanan pokok nasional.

Untuk itu Presiden mengimbau guna mensukseskan surplus beras nasional tahun 2015 yang mencapai 10 juta ton, mari kita beramai-ramai mengkampanyekan satu hari hari tanpa nasi, meskipun sangat sulit dilakukan tapi juga tidak menutup kemungkinan hal ini bisa dilakukan. Hal-hal yang ringan untuk kita lakukan khususnya bagi umat muslim untuk menjalankan puasa senin dan kamis itu juga sangat membantu mengurangi nilai konsumsi beras setiap tahunnya. Terkait itu pula untuk mengubah pola pikir makan nasi juga bisa dilakukan terutama ke generasi selanjutnya. Himbauan kepada Ibu-ibu rumah tangga untuk mengubah pola makan terhadap anak-anaknya terutama yang masih balita juga bisa dilakukan sedikit demi sedikit hal tersebut mampu kita wujudkan tentunya dengan tekad yang kuat untuk menyelamatkan bangsa di program pangan! Ayo selamat mencoba

Senin, 14 Maret 2011

Pembangunan Pertanian yang Berkelanjutan

Pembangunan Pertanian harus dilandaskan pada beberapa aspek yang mendasar mengingat betapa pentingnya sektor pertanian ini untuk menopang pembangunan nasional. Aspek yang pertama adalah pembangunan pertanian harus mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Kontribusi sektor pertanian selama ini menghidupi sebagian besar masyarakat di Indonesia yang notabene merupakan negara agraris harus meletakkan petani sebagai subyek, bukan semata-mata sebagai peserta dalam mencapai tujuan nasional.

Aspek yang kedua guna mewujudkan visi Misi pertanian Tahun 2010 sampai tahun 2014 yaitu terwujudnya pertanian industrian unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing ekspor dan kesejahteraan petani maka pembangunan pertanian juga harus dapat menciptakan lapangan kerja guna mengatasi angka pengangguran yang tinggi.

Aspek yang ketiga pembangunan pertanian juga harus mampu mengatasi nilai kemiskinan yang selama ini mayoritas dialami oleh petani. Petani ditempatkan dalam sistem sosial yang meletakkan petani sebagai elemen yang dibuat bergantung dan tak berdaya sepenuhnya. Pilihan yang akan dilakukan oleh petani tidak sepenuhnya merupakan keputusan dirinya, melainkan pengaruh dari pihak luar petani. Kebijakan pemerintah terkadang juga belum berpihak pada kaum petani. Terutama berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana pertanian yang kurang mendukung sebagai contoh penyebaran distribusi produk pertanian antar pulau lebih mahal dibanding mengangkutnya ke luar negeri. Apalagi di era perdagangan bebas mendatang, petani dituntut untuk melakukan perubahan.

Pembangunan pertanian juga harus mengedapankan aspek pelestarian lingkungan hidup. Sekarang ini pemerintah sedang mendorong sistem pertanian organik. Petani selama ini masih mengalami ketergantungan dengan ketersediaan pupuk kimia. Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan kita untuk merubahnya, karena memerlukan waktu dan proses yang bertahap. Selain dari pelestarian alam juga harus didukung pula ketersediaan Sumber Daya Manusia yang berkelanjutan karena tidak bisa dipungkiri bahwasanya banyak tenaga kerja di sektor pertanian beralih profesi ke sektor Industri. Harus diakui bahwasanya sektor pertanian memiliki resiko yang amat tinggi terutama karena anomali cuaca ekstrim yang terjadi juga banyak berpengaruh berkurangnya peminat di sektor pertanian.

Rabu, 09 Maret 2011

BUDIDAYA GADUNG DALAM UPAYA DIVERSIFIKASI PANGAN



Gadung (Dioscorea hispida) merupakan tumbuhan perambat, berumur menahun (perenial), panjang bisa mencapai 10 m. Batang berkayu, silindris, membelit, warna hijau, bagian dalam solid, permukaan halus, berduri. Daun majemuk, bertangkai, beranak daun tiga (trifoliolatus), warna hijau, panjang 20 - 25 cm, lebar 1 - 12 cm, helaian daun tipis lemas, bentuk lonjong, ujung meruncing (acuminatus), pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, pertulangan melengkung (dichotomous), permukaan kasap (scaber). Bunga majemuk, bentuk bulir (spica), muncul dari ketiak daun (axillaris). Buah lonjong, panjang kira-kira 1 cm. Akar serabut.

Bibit dan Waktu Tanam
Biasanya gadung diperbanyak dengan menggunakan umbi atau bijinya walaupun perbanyakan dengan stek masih dimungkinkan. Tetapi biasanya hasil panennya kurang memuaskan dibandingkan dengan umbi. Perbanyakan menggunakan biji juga kurang umum diterapkan. Gadung sebaiknya ditanam di awal musim hujan karena tanama ini tidak ekonomis atau tidak umum di tanam di areal yang beririgasi teratur. Di areal dengan musim hujan kurang dari 8 bulan, penanaman awal sampai dengan 3 bulan sebelum datangnya musim hujan dapat meningkatkan hasil sebesar 30 %.

Pengolahan Tanah dan Produksi Tanaman
Tanaman gadung menghendaki tanah dengan drainase yang baik, subur, kandungan bahan organik yang tinggi, dan tekstur tanah yang ringan. Umbi ditanam sebanyak 3 atau 4 buah per lubang pada guludan-guludan. Penanaman ini dilakukan pada awal atau akhir musim hujan, tergantung pada kultivar dan jangka waktu pertumbuhan menuju kematangan. Sedangkan jarak tanam yang digunakan yaitu guludan berjumlah 30 – 36 setiap kompleks, sedangkan jarak antar tanaman adalah 37,5 – 50 cm, tergantung besarnya habitus tanamannya.Kemudian tanaman muda ditutupi dengan rumput kering pada saat penanaman berlangsung. Tanaman muda disarankan diikat pada bambu yang dipasang saat penanaman.

Pemeliharaan

1. Pemupukan dan Pengairan
Sebelum penanaman, areal pertanaman dipupuk menggunakan pupuk NPK beberapa hari sebelum penanaman dilakukan. Pengairan merupakan hal yang tidak umum dilakukan untuk merngairi tanaman ini. Hujan merupakan sumber air yang paling diandalkan.

2. Pengendalian Gulma, Hama dan Penyakit
Tidak terdapat gulma penting yang dilaporkan mengganggu tanaman ini. Sedangkan hama yang penting yaitu yam beetle (Heteroligus claudius) yang pada stadium larva memakan jaringan umbi dan yam schoot beetle (Criocerts livida) yang pada stadium larva memakan daun-daun muda dan tajuk. Hama pertama biasanya ditanggulangi dengan melakukan rotasi tanaman dan melakukan penanaman yang lambat (late planting). Hama yang kedua dikendalikan melaksanakan penyemprotan pyrethrum.

Hama yang lainnya adalah ulat yang menyebabkan umbi mengeras (rot). Hama ini dapat dikendalikan dengan eradikasi atau pemusnahan tanaman yang terinfeksi dan dengan rotasi atau pergiliran tanaman, sedangkan penyakit yang menyerang adalah mosaik virus yang menyebabkan penyakit white yam, yellow guinea yam I (paling mematikan), water yam, dan Chinese yam. Gejala yang ditimbulkan adalah tanaman menjadi kerdil atau terhambat pertumbuhannya. Pemilihan umbi yang sehat, pemusnahan tanaman yang terinfeksi dan tanaman liar merupakan cara yang dianjurkan untuk mencegah serangan penyakit-penyakit tersebut.


Pemanenan
Panen dapat dilakukan setelah tanaman berumur 12 bulan. Pada budidaya tanaman ini dikenal istilah panen tunggal (single harvesting) dan panen ganda (double harvesting). Pada panen tunggal, tanaman dipanen setelah musim berakhir. Pemanenan dilakukan setelah sebagian besar daun menguning Pemanenan ini dilaksanakan 1 bulan sebelum penuaan (senescence) sampai 1-2 bulan sesudahnya. Caranya adalah dengan menggali, mengangkat, dan memotong umbi agar terpisah dari tajuknya. Panen terdiri dari panen pertama (first harvest) dan panen kedua (second harvest).

Panen pertama dilakukan pada saat pertengahan bulan, kira-kira 4-5 bulan sesudah tanam, secara hati-hati agar tidak merusak sistem perakaran, tanah digali disekeliling tanaman dan umbi diangkat, kemudian umbi dilukai tepat pada bagian bawah sambungan umbi-tajuk. Selanjutnya tanaman ditanam kembali sehingga tanaman akan membentuk lebih banyak umbi lagi (re-tuberization) di sekitar luka setelah panen pertama. Saat tanaman menua pada akhir musim, panen kedua dilakukan. Saat ini tidak ada perlakuan khusus untuk menjaga sistem perakaran. Gadung biasanya dipanen dengan cara yang pertama atau panen tunggal. Sedangkan cara yang kedua lebih banyak dilakukan pada Dioscorea cayenensis dan Dioscorea alata.


Penyimpanan

Sangat sedikit gadung yang setelah dipanen kemudian diproses lebih lanjut, umbi harus disimpan dalam bentuk segar. Sebelum disimpan, umbi segar dipanaskan (curing) pada suhu 29-320 C dengan kelembaban relatif (relative humidity) yang tinggi. Proses ini membantu meningkatkan cork dan pengobatan luka pada kulit umbi.

Terdapat 3 faktor yang diperlukan agar penyimpanan berlangsung efektif, yaitu :
• Aerasi harus dijaga dengan baik. Hal ini diperlukan untuk menjaga kelembaban kulit umbi, sehingga mengurangi serangan mikroorganisme. Aerasi juga diperlukan agar umbi dapat berespirasi atau bernafas dan menghilangkan panas akibat respirasi tersebut.
• Suhu harus dijaga antara 12-150C. Karena penyimpanan dengan suhu yang lebih rendah menyebabkan kerusakan umbi (deterioration) dan warna umbinya berubah menjadi abu-abu. Sedangkan penyimpanan pada suhu yang lebih tinggi membuat respirasi menjadi tinggi yang menyebabkan umbi kehilangan banyak berat keringnya. Secara tradisional, petani menyimpan umbi pada ruang yang teduh atau tertutup.
• Pengawasan harus dilakukan secara teratur. Umbi yang rusak harus segera dikeluarkan sebelum menginfeksi yang lain, dan mengawasi kemungkinan serangan oleh tikus atau serangga.


Cara Penurunan Kadar Racun

Umbi gadung sebelum dikonsumsi atau dimasak, terlebih dahulu harus dihilangkan racunnya, karena dapat menimbulkan pusing-pusing bagi yang memakannya. Umbi gadung mengandung racun atau zat alkaloid yang disebut dioscorin (C13H19O2N), dimana racun ini apabila dikonsusmi, walaupun kadarnya rendah dapat menyebabkan pusing. Racun dioscorin dapat dlhilangkan dengan beberapa cara yang khusus, diantaranya adalah cara Rumphius.

Cara ini dapat menurunkan atau menghilangkan kadar racun umbi gadung. Langkah-langkah cara Rumphius adalah sebagai berikut :
• Ambil umbi gadung secara hati-hati agar tidak terluka
• Potong umbi menjadi beberapa potong dengan menggunakan pisau yang tajam.
• Lumuri luka bekas potongan tersebut dengan abu dapur, dan biarkan atau simpan selama 24 jam.
• Kemudian kupas kulit potongan umbi gadung tersebut hingga bersih.
• Cuci potongan gadung yang telah dikupas dalam air mengalir.
• Masukkan potongan umbi gadung ke dalam keranjang dan segera rendam dalam air garam selama 2 – 4 hari.
• Angkatlah dan tiriskan potongan-potongan umbi gadung tersebut dari air garam, lalu cuci dengan air gula.
• Selanjutnya, jemur potongan-potongan umbi gadung di bawah sinar matahari.
• Ulangi perendaman dalam air garam, pencucian dengan air gula dan penjemuran hingga 2 - 3 kali agar racun dioscorin benar-benar hilang.

Untuk mendapatkan kepastian bahwa umbi gadung sudah tidak beracun, dapat dicubakan kepada ternak. Apabila ternak yang memakan umbi gadung tersebut tidak menunjukkan gejala apa-apa, berarti umbi gadung tersebut sudah tidak mengandung racun. Namun sebaliknya apabila ternak yang memakannya menunjukkan gejala-gejala pusing-pusing berarti umbi gadung tersebut masih mengandung racun, oleh karena itu proses perendaman umbi gadung dalam air garam, pencucian dengan air gula dan penjemuran masih harus diulang sehingga racunnya benar-benar hilang.

Cara lain untuk menghilangkan racun umbi gadung adalah cara konvensional dengan langkah-langkah sebagai berikut :
• Kupas kulit umbi gadung yang masih segar sehingga bersih.
• Potong umbi gadung tipis-tipis, lalu lumuri dengan abu kayu (abu dapur)
• Jemur umbi gadung yang telah dilumuri abu kayu tersebut hingga benar-benar kering.
• Rendam umbi gadung tersebut dengan air bersih yang mengalir selama 3 – 4 hari.
• Tiriskan umbi gadung tersebut, lalu cuci lagi dengan air garam.
• Angkat dan jemur umbi gadung hingga benar-benar kering.


MANFAAT GADUNG

Pemanfaatan umbi gadung sampai saat ini yang paling banyak dilakukan oleh para petani adalah untuk membuat keripik. Keripik gadung dengan penampilan yang cukup menarik dan apabila dikonsumsi tidak menimbulkan rasa pusing banyak diminati oleh para konsumen.
Pembuatan keripik gadung yang tidak beracun dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan keripik gadung yang tidak beracun adalah :
Alat-alat yang dibutuhkan meliputi : pisau, wadah, tampah dan beberapa sarana penunjang lainnya.
Bahan-bahan yang diperlukan adalah : umbi gadung, garam, abu dapur, bumbu dan penyedap.

Cara Pembuatan
Tahapan kegiatan dalam pembuatan keripik gadung yang tidak beracun adalah sebagai berikut :
• Pilih umbi gadung yang masih segar.
• Kupas kulit umbi gadung dengan pisau yang tajam hingga bersih.
• Iris-irislah umbi gadung tersebut sehingga menjadi irisan-irisan yang tipis.
• Lumuri umbi gadung tersebut dengan abu dapur sambil sedikit diremas-remas hingga lunak.
• Jemur irisan umbi gadung yang berlumur abu dapur tersebut hingga benar-benar kering.
• Rendam irisan umbi gadung dalam air mengalir selama 3 - 4 hari Apabila air perendaman tidak mengalir, maka air perendaman harus diganti setiap 2 - 3 jam sekali selama 3 - 4 hari.
• Angkatlah irisan umbi gadung tersebut dari air perendaman kemudian cuci dengan air bersih hingga abu dapurnya benar-benar hilang.
• Cuci irisan umbi gadung tersbeut dalam air garam (sekaligus berfungsi untuk pembumbuan)
• Jemur kembali irisan umbi gadung tersebut sehingga benar-benar kering.
• Irisan umbi gadung kering yang sudah berbumbu tersebut dapat segera digoreng, disimpan ataupun langsung dikemas untuk dijual.

Selain untuk membuat keripik umbi gadung dapat dibuat berbagai olahan seperti pounded yam dan fried yam balls yang cukup popular dan paling tradisional di Afrika Barat, dengan cara pembuatan sebagai berikut :

Pounded Yam
Bahan dan Alat :
Bahan yang diperlukan adalah umbi rebus, dan peralatan yang dibutuhkan adalah perebus dan penumbuk atau mortar.
Cara Pembuatan :
Cara pembuatan pounded yam adalah dengan merebus umbi gadung, kemudian menumbuknya pada mortar sampai berbentuk atau berupa bahan yang kental atau pasta. Pasta ini kemudian dibentuka menjadi bola atau bulatan. Bulatan ini kemudian dimakan dengan cara mencelupkannya dalam saus dan ditelan tanpa dikunyah terlebih dahulu.

Fried Yam Balls
Bahan dan Alat :
Bahan yang digunakan adalah umbi segar dan bumbu, sedangkan peralatannya adalah pengupas, pemarut dan penggoreng.
Cara Pembuatan :
Umbi segar dikupas kulitnya, kemudian diparut. Selanjutnya dicampur dengan bumbu-bumbu dan digoreng sambil dibentuk bola atau bulatan.

Bentuk olahan lain yang paling umum dijumpai adalah tepung gadung, flake dan keripik (chips) gadung, bentuk tersebut adalah :

Tepung Gadung
Bahan dan Alat :
Bahan yang diperlukan adalah umbi segar dengan peralatan pisau, mortar dan saringan.
Cara Pembuatan :
Umbi segar dikupas kulitnya kemudian dipotong-potong dengan ukuran kecil, selanjutnya potongan ini dijemur secara alami dibawah sinar matahari selama beberapa hari (sampai benar-benar kering). Potongan ini kemudian dihancurkan dengan menggunakan mortar atau penggilingan besar yang dijalankan oleh mesin dan disaring. Hasil tepung yang baik adalah berwarna putih dan berbentuk serbuk tepung. Potongan kering setelah dijemur dan tepung dapat disimpan selama beberapa bulan.

Flake Gadung
Bahan dan Alat :
Bahan yang dibutuhkan adalah umbi segar yang telah dikupas, sedangkan peralatan yang dibutuhkan adalah panic, kompor, alat pemotong, plastik dan kulkas.
Cara Pembuatan :
Umbi segar dikupas lalu direbus. Umbi rebusan ini dipotong-potong yang menyerupai flake. Bentuk flake ini dikeringkan dengan roller drying lalu dikemas dalam plastik dan siap disimpan dalam keadaan dingin untuk jangka waktu yang lama. Cara menyajikannya adalah dengan menuangkan air panas kedalam flake tersebut sambil diaduk. Pengadukan ini akan menyebabkan flake berubah menjadi bubur yang kental seperti pasta dan dimakan sebagai saus atau makanan utama.

Keripik Gadung
Bahan dan Alat :
Bahan yang diperlukan adalah umbi segar dan bumbu-bumbu, sedangkan peralatannya yaitu pisau, kompor, penggorengan dan plastik
Cara Pembuatan :
Umbi dikupas kulitnya lalu dicuci sampai bersih dan dipotong-potong tipis. Potongan ini kemudian direndam dalam bumbu sesuai selera. Selanjutnya potongan digoreng menggunakan minyak, sesudah itu dikemas dalam plastik untuk disimpan, dikonsumsi atau dijual.

Kegunaan lain dari umbi gadung adalah untuk pengobatan beberapa jenis penyakit, antara lain sebagai berikut :
• Kencing manis
• Nyeri empedu
• Kusta
• Keputihan
• Mulas
• Nyeri haid
• Radang kandung empedu
• Rematik (nyeri persendian)
• Kapalan (obat luar)

Contoh takaran dan meramunya adalah sebagai berikut :
Untuk penyakit Kusta (Lepra)
Penyakit kusta yang masih dini, dapat diobati dengan ramuan sebagai berikut :
Bahan-bahan :
• Rimpang gadung beberapa keeping
• Buah jabe jawa beberapa butir
• Lada putih secukupnya
• Kelapa parutan secukupnya
• Gula aren secukupnya
• Air 150 ml.
Cara pembuatan :
Dibuat infus
Cara pemakaian :
Diminum 1 kali sehari 100 ml dan diulang selama 14 hari.

sumber: http://www.featikabsinjai.blogspot.com

Pertanian dalam Al Quran

3 November 2009
tags: al-qur'an, pertanian
oleh agribusiness4d



Pertanian yang merangkumi tumbuhan, ternakan, perikanan dan perhutanan adalah merupakan satu sektor ekonomi yang dinamik dan dikaitkan terutamanya dengan pengeluaran makanan. Makanan adalah merupakan keperluan asas dan sebagai sebab bagi manusia dapat meneruskan kehidupan di dunia ini. Daripada perspektif Islam, pertanian adalah merupakan satu aktiviti yang penting dan perdagangan mengenainya juga penting. Ia juga satu aktiviti yang semulajadi dan sebati di dalam kehidupan manusia.
QS. AL-AN’AM : 141
“Dan Dialah (Allah) yang menjadikan (untuk kamu) kebun-kebun yang menjalar tanamannya dan yang tidak menjalar, dan pohon-pohon tamar (korma) dan tanam-tanaman yang berlainan (bentuk, rupa dan ) rasanya dan buah zaitun dan delima , yang bersamaan (warnanya atau daunnya) dan tidak bersamaan (rasanya). Makanlah dari buahnya ketika ia berbuah, dan keluarlah haknya (zakatnya) pada hari memetik atau menuainya; dan janganlah kamu melampau-lampau (pada apa-apa jua yang kamu makan atau belanjakan); sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang melampau-lampau”.
Allah SWT telah menciptakan berbagai-bagai jenis kebun, kerana Dialah yang telah mengeluarkan kejadian-kejadian yang hidup daripada yang mati. Di antara kebun-kebun itu ialah kebun-kebun tanaman yang melata yang ditanam dan dijaga oleh manusia dan ada pula kebun-kebun pokok dan tumbuhan liar yang tumbuh sendiri dengan kuasa Allah SWT dan subur tanpa jagaan manusia. Allah jugalah yang telah menciptakan pohon kurma dan tanaman yang beraneka warna, rasa dan rupa bentuk. Dialah yang menciptakan pokok-pokok zaitun dan delima yang serupa bentuk dan warnanya tetapi berbeza rasanya. Segala hasil pertanian yang diperoleh oleh manusia pada hari menuai hendaklah dikeluarkan haknya yaitu zakat dan juga sedekah. Walaubagaimanapun Allah SWT melarang manusia melakukan pemborosan terhadap cara mengeluarkan hak pertanian ini sama ada melalui pemberian sedekah ataupun cara makan atau menikmati hasil pertanian tersebut.
QS. AL BAQARAH : 22
“Dia lah Yang menjadikan bumi ini untuk kamu sebagai hamparan, dan langit (serta Segala isinya) sebagai bangunan (yang dibina Dengan kukuhnya); dan diturunkanNya air hujan dari langit, lalu dikeluarkanNya Dengan air itu berjenis-jenis buah-buahan Yang menjadi rezeki bagi kamu; maka janganlah kamu mengadakan bagi Allah, sebarang sekutu, padahal kamu semua mengetahui (bahawa Allah ialah Tuhan Yang Maha Esa)”.
QS. AL-AN’AM : 99
“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dan langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.”
QS.THAHA : 54
“Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.”
Sumber : http://agribusiness4d.wordpress.com/2009/11/03/pertanian-dalam-al-quran/

Keajaiban Alqur'an



Sisi keajaiban lain dari Al Qur'an adalah ia memberitakan terlebih dahulu sejumlah peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang. Ayat ke-27 dari surat Al Fath, misalnya, memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman bahwa mereka akan menaklukkan Mekah, yang saat itu dikuasai kaum penyembah berhala:
"Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rosul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui, dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat." (Al Qur'an, 48:27)
Ketika kita lihat lebih dekat lagi, ayat tersebut terlihat mengumumkan adanya kemenangan lain yang akan terjadi sebelum kemenangan Mekah. Sesungguhnya, sebagaimana dikemukakan dalam ayat tersebut, kaum mukmin terlebih dahulu menaklukkan Benteng Khaibar, yang berada di bawah kendali Yahudi, dan kemudian memasuki Mekah.
Pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan hanyalah salah satu di antara sekian hikmah yang terkandung dalam Al Qur'an. Ini juga merupakan bukti akan kenyataan bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah, Yang pengetahuan-Nya tak terbatas. Kekalahan Bizantium merupakan salah satu berita tentang peristiwa masa depan, yang juga disertai informasi lain yang tak mungkin dapat diketahui oleh masyarakat di zaman itu. Yang paling menarik tentang peristiwa bersejarah ini, yang akan diulas lebih dalam dalam halaman-halaman berikutnya, adalah bahwa pasukan Romawi dikalahkan di wilayah terendah di muka bumi. Ini menarik sebab "titik terendah" disebut secara khusus dalam ayat yang memuat kisah ini. Dengan teknologi yang ada pada masa itu, sungguh mustahil untuk dapat melakukan pengukuran serta penentuan titik terendah pada permukaan bumi. Ini adalah berita dari Allah yang diturunkan untuk umat manusia, Dialah Yang Maha Mengetahui.
Sumber : http://www.keajaibanalquran.com/aboutfuture01.html